Sunday, October 29, 2006

ketidak-adilan...

dapatkah disejajarkan ketidak-adilan dan ketidak-stabilan?
apa yang mengaitkan kedua hal di atas ya...
berpikir adalah -sangat jelas- kelebihan kita sebagai makhluk... dan tentunya dengan itu kita mengetahui perbedaan bahkan ekslusif-nya kita berbanding makhluk lain... sangat jelas tampak jika pikiran dipergunakan pada porsinya, mungkin juga ketika pikiran itu sendiri mengalami distorsi nilai-nilai ... tetap saja perbedaan yang mencolok tidak tersamar oleh pandangan, dan bahkan ketika kesadaran akan mempunyai pikiran pun sirna dari diri tetap saja kita adalah manusia dan bukan binatang!

dinamika adalah kosa kata kita sejak lahir, sementara statik adalah kepemilikan umumnya makhluk lain selain kita. Umumnya? ya sebab pengecualian terdapat pada sebagian makhluk lain.

kembali ke dinamika dan statik, oleh sebab itulah ketika kita memerankan diri sebagai binatang kita jauh melebihi kadar kebinatangan seekor binatang... kaedahnya mmg tidak terbalik, artinya keupayaan ini tidak menjadi standar dalam garis kehidupan binatang sebab ketidakmampuan adalah singkat ceritanya. Sayangnya, ketika kita hendak 100% menjadi manusia.. kebinatangan kita tetap melekat sebagai tirai dan hijab kepada nilai-nilai hakikat yang absolut. Adakah kemampuan merupakan bakat atau ianya adalah perjuangan yang sangat berat ?!

bagi kita, perjuangan adalah beban... jangankan sesuatu non-abstrack yang nyata sekalipun -biar sekecil biji jambu- tetap beban untuk diangkat. adakah benar keinginan untuk menjadi 'manusia' adalah tujuan ?!

banyak fasilitas yang dapat mengarahkan kita kepadanya... keindahan, kecantikan, harmonis, senyum, cinta..... dan semua bagian dari kebahagian
banyak kunci yang dapat membukanya... ikhlas, niat baik, prasangka baik, tawakkal, keinginan dan tujuan adalah hakikat

Sunday, October 15, 2006

Pyramid, seharusnya.. !

walau ia-nya dimulai dengan sebuah kata...mengarahkan kepada sebuah perbendaharaan pengetahuan yang terwakilkan oleh kata tersebut, tidak seharusnya topik ini mengenai-nya. sebab seperti biasa... untuk memulai maupun mengakhiri ataupun sekedar terlintas sangat memungkinkan ia-nya relevan -juga- dengan pembahasan kali ini. tiada ikatan, tiada sekatan, tiada pula batasan yang melazimkan dirinya membelenggu diri kita. namun tidak perlu terlalul ego -juga-, sebab kelemahan adalah kepemilikan mutlak kita, kondisional-la! dan dengan rasional serta hati yang suci!

jika ada dua nilai saling berlawanan, bertolak belakang, tidak sinonim...
dan jika ianya mengarah kepada pergolakan sengit di dalam jiwa...
dan jika keputusan mesti diambil...
bentuk pyramid yang bagaimana sebagai kebijaksanaan sebuah nilai ?!

tentunya seperti yang disinggung di atas, pyramid yang dimaksud di sini secara fisiknya tidak berbeda dengan itu... merupakan bentuk segi tiga, bagian datar yang manapun kita letakkan di permukaan ... ianya akan tetap satu nilai yaitu pyramid. pertanyaan di sini adalah apakah yang didudukkan sisi rata-nya ataupun sudutnya ?
sederhana, satu pyramid normal...yang kedua pyramid terbalik !

semua ini menjadi nilai yang penting sebab kondisinya adalah gambaran tercermin di paragraf kedua di atas. lebih penting lagi, bahwa ia-nya berkaitan dengan perbendaharaan yang bertambah...

kenormalan adalah jawaban bagi begitu banyak permasalahan dan pertanyaan, sayangnya normal sering disepelekan sebab ianya bukan kata yang sulit difahami... padahal jika hakikat tujuannya maka tidak ada yang tidak sulit dalam kesederhanaan apapun ..walau ianya berakhir sederhana !

ber-sederhanalah .. sebab ia-nya mahkota.