Sunday, January 04, 2009

Resiko

ada seekor semut yang ntah disebabkan apa... (dalam arti penisbatan kesalahan, khilaf ataupun nasib) "ter-sendiri" dari koloni bahkan kelompoknya...

ada seekor gajah yang kita tidak tau pasti selain keyakinan ianya terganggu... keluar dari hutan dan menyelonong bak membabi buta ke kawasan manusia...

pastinya ada seekor tupai yang biarpun lihai nak mampus lompat sana lompat sini ... terjatuh ! tidakpun pernah terlihat mata, paling tidak itulah pemuasan logika untuk berucap... karena terlanjur sudah sering lidah bersilat "sepandai-pandai tupai lompat akhirnya akan jatuh juga"...

resiko dari suatu pergerakan yang dinamai hidup adalah ciri-ciri dan kriteria yang tidak boleh saling dipisahkan... sama saja peran apapun yang di'bioskop'kan... sebab bukan predikatnya yang penting melainkan pertalian sebab-musabab yang juga mustahil dicerai berai.

perjuangan, penderitaan, senang, bahagia, susah, merana, diam, berbicara, tertawa, terbahak-bahak, kalem, adem, aktif, lincah, anarkis, bisu, tuli, bahkan dungu, gila, sinting..., ..., ...,
semua menyisakan ruang untuk resiko bertahta...

berani dan takut kadang menjadi klimaks nilai esensi sebuah pertanyaan ... itupun adalah pada tahap permulaan.
namun jika sudah mengetahui belenggu yang begitu menjerat ini .. kadang tidak mempersoalkannya justru lebih menyenangkan...
dalam arti pemahaman menjadi tonggak dan pondasi sikap.. sebab bukan naungan sejatinya tempat berteduh, tapi Yang Memiliki payunglah..., Dia.

nanti lanjut lagi ah .. lapar...tp futya ada di atas lagi ni, mo angkat kasian nampak nyenyak tidur.. mo angkat bangun pula.. nayya dgn mamanya dah dari tadi di bawah ... hmm .. laparr

tak mudah menyambung tali yang putus ataupun merangkaikan kembali tali gelang/jam.. ntah-ntah pula sudah dalam hitungan hari ia terbengkalai....

mengkais makna-makna yang ada adalah bagaikan ceker-ceker ayam mengkais tanah untuk satu tujuan .. makan, begitula seakan gambaran tidak peduli di atas ... yang sangat memungkinkan temboloknya penuh ... suara-pun nyaring.. detail soal makanan yang didapat..? bisa jadi cacing.. jagung.. sisa makanan.. dan lain-lain

itu ayam.. ya wajar ngak peduli.. sedap dan tidaknya mungkin hanya dibedakan dengan bau tahinya saja.. yang pasti, bertahan hidup (secara kasarnya) berjalan pada rel Sunnah Ilahi (halusnya).

kita ya bedala dengan ayam, semut, gajah dan tupai atau lainnya...
ketidakpedulian kita adalah kepedulian terhadap sesuatu yang lain, yang kadang menyebabkan ketidakpedulian ke hal lainnya juga... berseberangan ataupun masing-masing pada tempat yang berbeda. Artinya kontinuitas nafas kita sangatlah dinamis!

sebab kita semua adalah artis yang punya peranan masing-masing, bukan dalam arti eksisnya pemeran utama atau pemeran cadangan... sama sekali tidak! semua berperan dalam drama dahsyat ini... tidak seorangpun diantara kita yang menjadi juri apalagi sang raja zalim dengan algojonya... sebab tak lain dan tak bukan semua adalah serial latihan non stop sehingga sampai masanya kepada kehidupan sebenar, yang ironisnya bergantung pada peran yang kita jalankan... tapi ngak perlu begitu heran ataupun ternganga mulut mempertanyakan kenapa...sebab kan sudah dinyatakan tidak seorangpun di antara kita menjadi juri.. Dia.

tidak ada yang dinafikan dalam pentas tersebut... aturan, undang-undang, laws, syariah, rules, adat-istiadat... logika.. nilai... semua adalah unsur-unsur tak terpisahkan dari pementasan.

sehingga di ujung tak usahlah fokus kepada resiko.. konsentrasi pada metode, cara dan sikap adalah yang tepat.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home