Wednesday, January 02, 2008

Istiqomah

Begitu sulit untuk menggambarkan sebuah ke-stabilan bermakna istiqomah. Sebab ibarat permata, begitu banyak modal material dan non-material yang mesti dimiliki sebelumnya.

Tekad tiada lain adalah sebuah keinginan. Hasrat, asa, cita-cita dan harapan tidak melebihi koridor doa sebagai eksistensinya...itupun bukan dia yang hakiki, sebab istiqomah harus dimulai bersamaan. Dan dengan -kata lain sebuah kepasrahan mutlak diri (Islam)-. Dan jika istiqomah sebagai pertengahan proses menuju tujuan hakikat belum lagi menajdi kepimilikan, maka tiada beda dis ini... doa masih sebatas ucapan lidah dan logika. Terkungkung di batok kepala... -sekali lagi- tidak lebih dari itu !.

Bahkan, mengenai proses perjalanan -sebagaimana gambarannya sedikit di atas- awal dan akhir tujuan adalah lingkaran sempurna. Artinya, tiada suatu kemanjaan untuk menilai tahap-tahap proses tersebut. Itulah perjalanan.... di segala waktu, tuang dan kondisi ia boleh saja berpredikat 'negatif' dan 'positif'', sekaligus keduanya bahkan jauh di bawah dan di atas semuanya itu.

Singkatnya perjalanan adalah samudera segalanya... bahasa diam dan gerak sebagai perwakilannya... Namun untuk urusan hakikat kepasrahanpun mesti tahap hakiki.

'06 13:15
Hay 10, Bawwabah II & III

0 Comments:

Post a Comment

<< Home