Tuesday, February 12, 2008

Mengejar Kebisuan

Sebetulnya tidak sulit untuk menyaksikan keindahan sesuatu hal ketika berada pada kondisi apapun. Sebab, yang dinamis adalah pengakuan… sementara nilai tersebut adalah absolute static dan tak bergeming setitikpun oleh sebab apapun. Jika begini halnya, apakah kebalikan dari itu adalah serupa? Tentunya diketahui bahwa kebalikan dari itu adalah ketidak-indahan. Ketidak-indahan di sini tentunya tidak terbatas hanya berupa kejelekan, keburukan…. Sebab diatas itu sedikitpun selama tidak sampai taraf untuk disebut indah.. yaa… tidak indah, kan ?!

Kesulitan diawali dari sini, sebab… ternyata tidak mudah untuk bertindak jika kancah permainan sedang mempertontonkan kompetisi ini. Bisa saja dimudahkan… namun akankah tetap indah ? atau indah dan tidaknya adalah tak sepatutnya menjadi pertimbangan….

Tidak susah untuk melangkah jika halangan-halangan dalam diri dilepaskan dengan bijaksana, namun keindahan yang terkandung dalam makna deretan kata-kata ini seakan hanya sebatas ada di kertas, realitanya… sungguh sulit untuk “berbijaksana”.

Ada perintah tentunya ada larangan, ada kebebasan begitu pula pasti ada batasan… absolusitas ada dimana? Bahkan pertanyaan ini …terletak pada apa ?

Bukan hanya melangkah yang diperlukan… sungguh tidak sulit kalau hanya itu. Istiqomah untuk mengindahkan yang tidak indah adalah bentuk usaha yang patut ‘terbekas’ dalam setiap langkah. Tentunya ia tidak berbahasa… karena ia di atas segala bahasa.