Wednesday, May 26, 2010

Kekosongan

jika suatu kebaikan dan nilai-nilai positif ditinggalkan dalam jangka waktu lumayan lama ataupun sekejap, maka kemungkinan tertinggal jauh di belakang dari segi manfaat yang diperoleh adalah hal terdekat dengan kepastian... Pasti merugi maksudnya.

Adat adalah kebiasaan, walaupun terma adat memiliki batasan makna di kamus... namun tidak cukup realistis agaknya dalam konteks realita ikutan-ikutan kita membatasi dan terbatasi. Karena cakupan maknanya cukup fleksibel yang bisa mengena kepada sesiapa; individu maupun kelompok. Terkadang ia juga merupakan sebagian identitas seseorang atau beberapa....

"bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi...." adalah upaya menanamkan norma kebiasaan akan kemajemukan nilai positif di dalamnya, semua orang bergairah akan kepositifan kecuali yang gila, namun dalam pelaksanaan justru kegilaan jika berani punyai keinginan menseragamkan. Sebab perubahan dan dinamika adalah adat juga baik secara internal maupun eksternal; di kita-nya ataupun sekeliling-kita.

Dan bukti keburukan "buru-buru", adalah vonis prematur hanya ketika suatu adat berada di lingkaran nilai. Sikap prejudis selalunya lumpur di keruh air, sementara objektifitas adalah modal menuju kebijakan.... sungainya adalah aliran kebaikan dan alamnya keindahan.

Maka tinggalkan selain yang mutlak positif, sebab kerugian bukan pilihan orang waras!!

Monday, March 15, 2010

Tekad

Sudah tentu -walaupun- dalam takaran 'mungkin' yang paling mengetahui nilai diri kita adalah diri kita sendiri.., kemungkinan di sini bermakna -terkadang- penilaian-penilaian 'dari luar' sebagai penentu terpancingnya kesadaran untuk mengetahui nilai tersebut. Aku orangnya pemarah cepat naik darah... sebagai contoh, adalah sifat yang tidak selalunya mudah diakui jika hanya bermodalkan sandaran internal diri, pengaruh eksternal sering menghakimi terlebih dahulu baru ketundukan menjadi kerelaan mudah-mudahan etika. Kesadaran-keinsafan merupakan kunci utama membaca statistik nilai-nilai yang untuk kemudian secara logis dan bijaksana bisa dipilih menjadi kriteria baru ataupun sekedar pembenahan serta penyempurnaan.

Saturday, February 27, 2010

Menggantikan.....

Kita merancang Allah menentukan,
Sebuah untain kata-kata yang secara pribadi pernah menjadi bahan timbangan egoisme dimana saat itu lebih mengedepankan benteng-benteng alasan yabg tidak kurang logisnya.... pada hakikatnya mungkin. Tapi semua sejarah kelam itu tidak sepatutnya mencengkeram pondasi "istiqomah"ku karena pada dasarnya lebih baik itu tidak menjadi catatan sejarah. Bisa dihindari, dielakkan dari pada menyakitkan kedu-dua pihak..., ya keduanya, sebab kesemuan melingkari cakrawalamu dalam keadaan itu, indah hasilnya jika positif nilai peristiwa itu, dan itu pernah terbuktikan dalam lembaran berikut sejarah tersebut.

Kembali kepada planning dan penentuannya...
Telah dirancangkan begitu banyak acara mengisi waktu-waktu di hari anniversary, itu temanya. Iringan berbagai acara lain adalah sekedar bunga kalau tidak ingin menyebutnya sambil menyelam minum air.

2 orang sahabat dengan kategori berbeda alasan pertemuannya, genting highland sebetulnya tujuan utama.....
--------

Hmm ini dia alasannya kenapa kalau sudah mulai menulis jangan ditinggalkan apalagi dalam rentang waktu yang cukup lama, sudah lupa ataupun tidak seindah ketika ianya bertandang di kepala buat pertama kali.....

Banyan tema hati, kebelakangan ini corak keterlibatanku... Di mana selimutnya masih bermerek "kegundahan".

بسم الله توكلنا علي الله
اللهم اهدنا حق الحقائق في كل الاشياء

Sunday, February 21, 2010

Kenapa ?

Bertubi-tubi pertanyaan menghantam "simpul" tengkorak kepalaku, menusuk aroma busuknya "sensor bau" yang sudah lama tidak pernah bertandang padanya sesuatu...., mungkin banyak yang menolehkan pandangan kepadanya namun tatapan lebih abstrak dari pada bayangan.

Aku bertanya tentang "ka'bah" arah kiblatku, pusingan-pusingan tawaf yang ku lakukan, kesyahduan mencium hajar aswad itu, berjalan dari Safa-Marwa dan Marwa-Safa, berapa helai rambut yang ku gugurkan, aku bertanya ... dan bertanya untuk lebih tegasnya, sudah kah aku berhaji??

Aku bertanya, sudahkah aku sholat selain dari pada berdiri dan jungkir balik atau menunduk dan menungging...

Sudah pernahkah aku berpuasa Ramadhan? Zakat ?

Apa yang aku fahami tentang Qada dan Qadar, sudahkah aku mengimaninya?

Syahadatain yang merupakan gerbang segalanya, pintu kota-kota tersebut sudahkah menjadi identitasku?

Siapa aku?
Dalam kerangka pertanyaan kekhalifahanku di bumi ini, tiada lain yang perlu diraih melainkan jawaban kepada aku ini siapa....

Egoku, adalah kesesatan yang nyata
Takkan pernah layak disejajarkan pada deretan jawaban karena -justru- dialah hijab tergelap dan penghianat terhadap kebenaran jawaban, malah lebih mendasar sebagai penipu yang menginginkan tidak pernah ada pertanyaan itu di kosa-kata dan perbendaharaanmu

Satu pertanyaan diiringi pertanyaan lainnya
Pertanyaan ini ditambah pertanyaan itu
... Di atas kesederhanaan kandungan dan tidaknya
Karena yang terpenting adalah "?"

Bergumam,mengomel, berteriak... Lakukanlah
Asalkan jangan mati...
Jangan mati sebelum menemukan jawaban hakiki, sebab tak dapat sekarang maka tak akan pernah...

Friday, September 18, 2009

Hari Raya 2009

1 2 3 4 5
Sederetan angka...
gugusan numerik ...

Anak-anakku 'kebelakangan' ini sering mendemonstrasikan 'kosa-kata' mereka berkaitan nomor-nomor dalam dialek bahasa yang berbeda, walaupun english mendominasi.

Hitungannya di sini, adalah rangkaian pengulangan beberapa peristiwa bernuansa 'identik' yang telah dilalui bersama.

Haturan selamat dan permohonan keampunan adalah bunga cantik nan harum ... warna hari-hari ini. Sanubari sesak dengan hasrat senyum dan 'men-senyumkan' sesiapa di sekeliling ...

Mengkais-kais tumpukan kemajemukan nilai atas konsekwensi sikap selama dan sepanjang waktu sampai tibanya hari ini
mengubur segala kenegatifan... adalah asa sebab menafikannya untuk kemudian hari adalah sama dengan penafianku - adalah sosok seorang manusia.

Benih-benih positif telah disemai, Insya Allah akan tumbuh keberkahan menjadi pelangi hiasan langit masa depan...

kepadamu, teman perjuangannku
terima kasih hanyalah kata-kata..., sebagian dari perwakilan hakikatnya.
untukmu lahir bathin
senantiasa tiada berpenghujung.... niatku !

Tuesday, September 15, 2009

Aidil Fitri 2009

Belom pernah sumbang terdengar di telinga lagu-lagu lantunan dedikasi kepada orang tua terlebih sang Bunda. Variasi dan jenis maupun klasifikasi ini genre itu ...yang itu jenis yang ini, keseragaman merdunya adalah yang bertandang di daun telinga.

Kesyahduannya menggali 'mata air' mata, bak magnet menarik bulu-bulu di tubuh, cakrawala penuh dengan harapan-harapan pengisian kebaktian.
Tiada kesombongan/ego dalam kalkulasi jasa dan kenangan..semuanya luntuh lantah dengan ke-azaman mengisi keridhaan-Nya dan mereka... dengan kesedaran penuh pula bahwa takkan berani mengadakan perbandingan.

Rindu... aku sungguh merindu...
... takutku rasanya tak berlebihan, mengingat segala kekuranganku sebagai anak, 'ntah-ntah' membuat mereka senyumpun belum pernah ku penuhi nilai standar pelaksanannya... apatah lagi membahagiakan.

Sungguh ku merasa bahwa kedurhakaan bukan saja dalam gambaran cerita malinkundang....
tak membahagiakan mereka adalah unsur-unsurnya...

Allah ampuni aku
Rahmatilah orang tuaku
Ayah.. Emak.. maafkan ananda
karena meminta saja yang ananda bisa
maaf lahit bathin selamanya dipinta, yang tidak hanya terbatas dengan hari raya sepanjang hayat beta.

Damansara Perdana, 130909-12:34

Monday, January 26, 2009

Serba Salah

hari ini aku serba salah...

he...h, apa sebenarnya ya definisi serba salah ini ?

serba itu = macam2, aneka ragam, jumlah bilangan majemuk... tak spesifik.

salah ya salah

menurutku ketika salah ini diposisikan..maksudnya disandingkan dengan si serba,

maka bermacam2 pula kuantitas dan kualitas arti,

makna dan penafsirannya.. mungkin jg kebenarannya-pun beragam.

Kemajemukan sejenis dan setimpal ataupun ada sisi berbalik pada

salah satu -kalaupun tidak banyak- sesuatunya itu, sebab memang

tidak ada yang mustahil.


Aku !

...ya AKu...,dengan keseluruhan dan kompleksitasku berkecamuk.


setuju dengan kebenaran2 dari sana dan sini... begitupun ku lihat juga
kesalahan -pada hal yang berbeda- dari tempat serupa juga.

sehingga ketidak-setujuanku adalah sekedar fakta terbalik
dari keadaan yang setuju itu.


Baru-baru ini aku ada baca postingan seseorang di salah satu
forum... (salah pula di sini = satu dari sekian banyak, sebab
gandengan kata satu), yakni edukasi tentang posisi.


Posisi;berposisi, memposisikan... -sebagai subjek- dan begitupula
sebagai objek; diposisikan maupun terposisikan.



ketika logika begitu cemerlang -jenius- sekalipun tidak akan
bernilai positif jika salah dalam posisi. Contoh buat bom untuk
bunuh orang, beda halnya dengan menggunakan dinamit (sama ajala b
om juga la) untuk meruntuhkan bangunan, dapat mengkalkulasikan
baik tambah, kurang, kali dan bagi hitungan juta bahkan milyar
tapi tidak sopan terhadap guru, kawan, apalagi orang tua.

ketika seorang guru berniat menasehati dengan menggunakan kata-
kata serapah...

ketika melarang hanya dengan kata-kata... tanpa aksi

ketika aksi bertindak tanpa kata-kata....

ketika semuanya bergabung !

..waduh pening kepalaku ... dan meledak!


logika ... belom lagi bercampur aduk dengan bumbu2 emosi, neraca
hati dan sebuah keputusan ...pilihan!


sudah terlihat tidak bagi orang lain keserba-salahanku?

...aku lebih menfokuskan kepada dari sejak awal dan sampai
sekarang semuanya adalah kesalahan!


dan ianya tidak kecil.. tidak sederhana.. dan tidak sepele

sebab bukan aku sendiri yang ada ke-kecamukan dalam diri semua
orang ada.. tak pedulila dari mana ianya berasal.. logika dengan
semua unsur2nya.. nalar dan interpretasi ditambah rasa dengan
unsur2nya.. emosi dan ego... begitu halnya dengan hati dengan
keterbukaan dan kehijabannya... sehingga bermuara ke neraca -lebih
tepatnya kancah- pemilihan .. dan kali ini pun pastinya dengan
segala konsekwensinya.


aduh... sungguh aku serba salah

nasi sudah jadi bubur.. walau ia tetap dari padi

mulutmu adalah harimaumu... walau aku adalah kucing


ah .. ntahla kalau sudah begini..

aku selalu merasa ketidak-sederhanaan maaf dan ampunan selagi
hijabnya yang terasa seakan sebagai topeng dan tameng belom
tersingkap dengan jelas. Jelas di aku dan jelas di orang.. dari
sini mungkin aku menerima status degil, keras kepala, ego,
sombong, angkuh, ... bahkan mungkin tak tau diri.

yang pemberi dan menyematkan lencana2 itu tidak tahu adalah tidak
selalunya aku meletakkan permohonan maaf itu di nomer tersulung..
sering aku mengedepannya di baris pertama! tapi ya itu tadi ..
kalau aku sendiri bingung dengan 'posisi'ku apalagi orang dengan
posisiku... dia juga perlu berposisi..


pantasla belajar itu tidak akan pernah ada jam istirahatnya
melainkan liang lahad!


...aku masih serba salah